Sabtu, 02 Januari 2021

PERENCANAAN KAPASITAS (Break Even) - teori dan contoh kasus

PERTEMUAN 4 

PERENCANAAN KAPASITAS

(Break Even)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai Break Even dalam system produksi. Dengan tujuan setelah menyelesaikan perkuliahan, praktikan diharapkan mampu Menjelaskan dan memahami metode break even.

 

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Menurut  Lalu  Sumayang  (2003),  kapasitas  adalah  tingkat  kemampuan  produksi dari suatu fasilitas dan biasanya dinyatakan dalam jumlah volume output per periode waktu.

Perancangan kapasitas murupakan tahapan pertama yang harus dilakukan sebelum perusahaan memutuskan untuk membuat suatu produk baru atau perubahan jumlah volume produk yang akan dihasilkan.

 

Pengertian Break Even Kegunaan  Break Even Point Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (BEP)

Break Even (titik impas) merupakan suatu kondisi  dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain, antara pendapatan dan biaya pada kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Menurut Drs. Suyadi Prawirosentono M.B.A (1997), Break Even Point adalah analisis untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :

1.      Menentukan jumlah minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan   tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.

2.      Selanjutnya, menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yabg telah direncanakan. Hal ini berarti tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.

3.      Mengukur dan menjaga agar penjualan tidak kurang dari titik impas (BEP), sehingga tingkat produksi juga tidak kurang dari titik impas (BEP).

4.      Menganalisa perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.

 

Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (BEP)

Menurut Soehardi Sigit, (2002;2) didalam menganalisa Break Even Point  termasuk menghitung dan mengumpulkan angka-angka yang dihitung tersebut, analisa Break Even Point menetapkan syarat-syarat tertentu. Inilah yang  disebut  asumsi,  dan  asumsi-asumsi  yang diperlukan agar dapat menganalisa Break Even Point adalah :

1.      Bahwa biaya-biaya yang terjadi didalam  perusahaan yang bersangkutan (yang dihitung Break Even-nya) dapat di-identifikasikan sebagai biaya variable, atau sebagai biaya tetap.

2.      Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah.

3.      Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung biaya per unit produknya, berapapun kuantitas unit yang diproduksikan.

4.      Bahwa harga jual per unit akan tetap saja, berapapun banyak unit produk yang dijual. Harga jual per unit tidak akan turun meskipun pembeli membeli banyak. Juga sebaliknya harga jual per unit tidak akan naik, meskipun langganan pembeli hanya sedikit. Sedikit ataupun banyak yang dibeli, harga per unit tidak akan mengalami perubahan.

5.      Bahwa   ada   sinkronisasi   di   dalam   perusahaan   yang   bersangkutan   menjual   atau memproduksi hanya satu jenis barang.

Menurut Mulyadi (2013: hal 46), asumsi-asumsi yang mendasari analisa Break Even Point  adalah sebagai berikut :

1.      Biaya dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variable dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.

2.      Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang selalu akan terjadi walaupun perusahaan berhenti beroperasi.

3.      Biaya variable akan berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan sinkronisasi antara produksi dan penjualan.

4.      Harga jual persatuan barang tidak berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.

5.      Hanya ada satu jenis barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu jenis maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.

 

Kegunaan Analisa Break Even Point

Menurut Kasmir, S.E., M.M. kegunaan dari Break Even Point sebagai berikut :

1.         Untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beropersidalam kondisi tidak laba dan tidak pula rugi atau laba sama dengan nol.

2.         Untuk menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi. Dengan demikian akan dapat ditentukan diketahui berapa jumlah yang layak untuk dijalankan.

3.         Untuk membantu manajer mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi), dan penentuan harga suatu produk tertentu. Intinya kegunaan dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).

1.    Variabel Cost (biaya variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total.

2.    Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.

3.    Semi Varibel Cost

Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost.

Terdapat dua cara untuk menghitung BEP, yaitu Menggunakan rumus unit dan rupiah :

·                  Rumus unit

BEP = Biaya tetap / (harga per unit – biaya variabel)

·                  Rupiah

BEP = Biaya tetap / ( 1 – biaya variabel / harga per unit)

 

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK

Asumsikan secara logis data-data yang diperlukan untuk menghitung BEP sesuai dengan produk anda pada pertemuan sebelumnya. Tentukan berapa jumlah produk yang harus dijual oleh perusahaan anda agar dapat diperoleh titik impas, hitunglah dengan menggunaan metode Break Event.

 

D. LEMBAR KERJA        

PT. Kelompok 2 merupakan perusahaan baru yang khusus memproduksi mainan kereta kayu untuk anak-anak yang bersifat edukatif. Setiap bulan pabrik memproduksi 100 mainan. Sedangkan harga per unit adalah Rp. 60.000 Untuk biaya variabel pada mainan, rata-rata adalah $ 30.000 dan biaya tetap tahunan rata-rata adalah $ 3.000.000. Pertanyaannya adalah berapa banyak mainan yang harus diproduksi dan harga per mainan untuk mencapai titik impas?

Langkah penyelesaian :

1.         Langkah awal hitung jumlah mainan yang akan diproduksi

BEP = Biaya tetap / (harga per unit – biaya variabel)

= 3.000.000 / (60.000 – 30.000) =  100 unit

2.         Rupiah/nominal mata uang

BEP = Biaya tetap / ( 1 -  Biaya variabel / Harga per unit)

= 3.000.000 / ( 1- 30.000 / 60.000) = 6.000.000

Kesimpulan :

Berdasarkan perhitungan diatas, mainan yang harus diproduksi sebanyak 100 unit dan untuk mencapai titik impas maka perusahaan harus mendapat untung sebesar Rp. 6.000.000.

 

E. REFERENSI

·           Broti, Teguh, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Bogor

·           Mardani, Heri. 2020. “Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point”, https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1535/08%20naskah%20publikasi.pdf?sequence=14&isAllowed=y ,. Diakses pada 16 Desember 2020 pukul 15.00

  • Liliyen Dicky, et al. 2020. “PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI TEH HITAMMENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY  PLANNING DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT KEBUN 


KLIK UNTUK MELIHAT PERTEMUAN 5

KLIK UNTUK MELIHAT PERTEMUAN 6


KEMBALI KE PERTEMUAN 3

KEMBALI KE PERTEMUAN 2

KEMBALI KE PERTEMUAN 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INVENTORY CONTROL - Metode Period Order Quantity (POQ)

  PER T E M U A N 6 INVENTORY CONTROL (POQ)   A . T U J U A N P R A K T I KU M Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai invento...